Belajar dari Suriah

Pentingany memilih pemimpin yang tidak arogan, Republik arab suriah, adalah negara yang terletak di jazirah arab, dimana keyakinan sebagian masyarakatnya adalah ahlusunnah wal jamaah. Negara ini dahulu dijuluki dengan negeri syam.

Perang sodara yang terjadi beberapa tahun ini di negeri syam telah membuat negara ini bagaikan rumah yang telah runtuh, beberapa negara luar telah mencoba membantu agar negeri syam tersebut bisa damai kembali, namun hal ini tentu saja tak semudah membalikkan telapak tangan.

Suriah yang saat ini dipimpin oleh Basyar al asaad mengalami gejolak antara penguasa dan masyarakat, jika
melihat awal mula konflik yang terjadi hal ini disebabkan terlalu otoriternya sang penguasa terhadap rakyatnya, ribuan orang saat ini telah menjadi korban kekejaman penguasa.

Awal mula Masyarakat suriah sendiri hanya meminta kepada sang pemimpin untuk mundur secara damai namun respon sang penguasa justru berbalik, beliau sang presiden bahkan menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang masyarakat sipil yang bahkan tak memiliki peluruh.

Hari demi hari berlalu sang penguasa tersebut tetap tidak ingin meninggalkan jabatannya, ribuan masyarakat telah mati menjadi korban, namun sang penguasa tetap tidak terbuka hatinya.

Hingga saat ini tak ada yang bisa menghentikan kekejaman sang penguasa suriah tersebut, kita yang hidup di zaman sekarang ini mungkin hanya akan jadi saksi sejarah betapa nyamannya kursi seorang presiden, bahkan setelah ribuan rakyatnya mati dan sebagian kotanya hancur karena penyebab sang penguasa, beliau tetap tidak ingin pindah dari kursi presiden.

Hal ini tentu menjadi pelajaran penting bagi kita Negara Kesatuan Republik Indonesia yang saat ini menganut sistem demokrasi, bahwa hal yang sangat penting adalah melihat secara baik-baik siapa yang akan memimpin kita nanti, apakah dia bagian dari satu kelompok yang arogan atau dia bagian dari kelompok yang memikirkan masa depan rakyatnya.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar